Senin, 03 November 2008

Syair-Syair



SEPULUH SYAIR JAHILIAH

I

ai katak

anak katak dan katak

berbasuh basuhlah

sendimu

di air di telentangmu

di tanah di telungkupmu

II

Bangsat, jangan lagi

masygul menggoda bual kibulan penyakit ayan

baitil haram baitil makdis

baitil haram

baitil khayal

IV

inilah pantun Quraisyi

bau jamur belulang mati

membelah bumi

langit terkeping jadi

lapis tujuh kali

inilah ganggang berapi

membuhul bintang dini

ketipung berdentam di dada lelaki

pada nikmat mimpi membenam

rintihan betina

menguap dari tanah

dri tumit perut sampai dahi

lalu itu

rambut

sapulah dengan tanah sejeput

barulah sepi

tartibi

V

demi tuhan kami

yang terbuat daripada buah korma

atau buah anggur yang dijemur

kering jadi kismis taupun adonan

gurih bagai paha betina

wahai anggur bagai dendang

si inang

jangan dipantang

reguklah sampai putus otak

pecah perut

ya selama

tuntaslah piker

duka mubazir

VI

tak usah di gurun sinai

di sini tuhan dibikin sendiri

dari keringat kuda

dari tanah atau buah tuffah

apa saja

gombal tua punjadilah

tuhan baik tuhan kibuli

dibumbui

dengan samin dn keturi

cukup buat menohok tamahak

bertobat sambil mengunyah

tuhan

VII

betina

betina

kakitangan aib

sampah jumud

tumpuan najis

sumber onar dan fitnah

pembuat garagara dlam perkara

warisan

demi lata dan uzah

kuburlah mereka

VIII

pesta pora kaum beradat

quraisy tingkat derajat

beradu piala

bekas tempurung kepala

lawan lawan kita

darah membuih hidup membuih

bagai anggur sejati

hanyut dendam dalam perang

irama gendering merangsang

syahwat

melonjak ke ujung pedang

piala darah anggur dan betina

alun kasidah

melecut malam

membenam

legam

IX

Adu Dardah

tukang ratubah

mari kita bikin janji

la bedawi

atau pinggul penari

pundi pundi berisi mimpi

perawan bulbul

bani makbul

X

sendagurau

musim kemarau

gurun membara

terpanggang kita bagai madzbi

berbumbu darah dn airmani

demi Musailamah

raja diraja kata berhikmah

ulurkan umur ke dalam guci

gantung sesumbar para pemberani

di keempat dinding ini

jengkal demi jengkal

guci demi guci

tanah ini

Tidak ada komentar:

TERIMA KASIH ANDA MENGUNJUNGI BLOG SAYA. HARAPAN JUMPA LAGI