Kamis, 05 Mei 2011

INDONESIA MEMAHAMI KAHLIL GIBRAN

Buku ini ditujukan untuk memperingati wafatnya ke-80 tahun Kahlil Gibran.

Kahlil Gibran dikenal sebagai pujangga Arab, kelahiran Lebanon, seorang Kristen Maronite, warga Negara Amerika Serikat, dan banyak punya penggemar di Indonesia. Ia lahir di desa Beshari, Lebanon Utara pada 6 Januari 1883. Wafat di New York, Amerika Serikat 10 April 1931. Ia memiliki posisi istimewa bagi masyarakat Lebanon, karena telah menjadi inspirasi bagi terbentuknya persatuan dan kesatuan Lebanon sebagai sebuah Bangsa. Dalam hakikatnya karyanya adalah ajaran Islam yang sekedar disarika kembali dalam sastra popular tanpa dipengaruhi oleh pikiran politik apapun demi membuahkan hidayah bagi orang lain.

Dalam kaitannya dengan proses perdamaian Palestina-Israel yang juga merupakan salah satu dari masalah terbesar di dunia yang sampai sekarang masih ditemukan jalan keluarnya. Sejak dimulainya konflik Palestina hingga sekarang telah diajukan berbagai proposal dalam rang penyelesaian makalah itu, namun masih sedikit yang berhasil secara efektif untuk menghentikan konflik yang telah merenggut ribuan warga Pelstina dan Lebanon.

Dari sudut pandang humatarian, seharusnya bangsa dari tanah levant seperti, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yordania mengambil pengalaman masa lampau seperti yang diinginkan Kahlil Gibran. Buka memutar “kaset rusak”, seperti cerita pembunuhan missal/genocide terhadap bangsa Yahudi pada waktu Perang Dunia II oleh Hitler sehingga terjadi balas-membalas.

Klaim ini nyatanya juga dihadapkan pada kenyataan mengenai kekejian Israel terhadap Palestina di Gaza yang diktuk PBB. Hendaknya bangsa Yahudi memandang Palestina dan Arab sebagai suatu bangsa yang merdeka, berdaulat, dan memiliki wilayah yang sah.

Peringatan kepada Kahlil Gibran sekaligus meneguhkan kredo bahwa sastra bisa menyatukan dan mengukuhkan keragaman, sementara politik rasialisme memisahkan, mempertajam gap keragaman, dan mengobarkan perang.

Beruntung, bangsa Indonesia lahir dalam kebudayaan yang kaya. Beragam pusaka alam, budaya ragawi dan tak-ragawi. Kahlil Gibran merupakan contoh yang memberikan kontribusi dengan karya, bakat serta penderitaannya. Pemikiran dan pengabdiannya untuk perdamaian, pluralism, cinta keluarga, dan lingkungan yang bergema. Dari berbagai penjuru Indonesia, puluhan orang memberikan komentar, opini, mengungkap apa saja yang dapat dipetik darinya. Antara lain; Dad Murniah, Deddy Tri Riyadi, Hudan Nur, I Wayan Sudiarta, Nin Bakdi Soemanto, Rudi Fofid, Yvonne de Fretes, dll. Buku Indonesia Memahami Kahlil Gibran ini dieditori Eka Budianta dan diterbitkan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia. A Tribute To Kahlil Gibran, diapresiasi dalam 1000 tahun Samuan Tiga di Gianyar Bali, April 2011.

1 komentar:

Arief Rahman Heriansyah mengatakan...

Tak tau harus komentar apa.

Tapi kebiasaan buku Kahlil Gibran juga banyak terdapat di pesantren saya dulu, rata2 soal cinta, dan santri pun juga berjejal ingin membacanya, kaya mau mendalama masalah cinta gitu deh Mbak.

Salam

TERIMA KASIH ANDA MENGUNJUNGI BLOG SAYA. HARAPAN JUMPA LAGI